Selasa, 16 Juni 2009

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL IMUNISASI

Ismawan Nur Laksono


A. PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS
1. Vaksin di simpan di refrigator/kulkas pada suhu 2-8 o C.
2. Susunan dus vaksin dalam refrigator diberi jarak antara 2 jari untuk pertukaran udara.
3. Vaksin FS (Frezee Sensitive = DPT,HB,DT,TT) diletakkan jauh dengan evaporator. Vaksin HS (Heat Sensitive = Polio, Campak, BCG) diletakkan dekat dengan evaporatror.
4. Refrigator dibuka seminimal mungkin setiap harinya untuk menjaga stabilitas suhu penyimpanan.
5. Suhu dipantau setiap hari (Pagi dan sore)
6. Lakukan pemeliharaan lemari es (harian, mingguan dan bulanan)

B. PEMELIHARAAN COLD CHAIN SELAMA PELAKSANAAN IMUNISASI
1. Vaksin campak dan polio sangat sensitif terhadap panas dan cahaya langsung dan menjadi semakin sensitif bila sudah dilarutkan . Oleh karena itu di lapangan vaksin tsb harus tetap disimpan pada suhu 2 - 8 o C dengan menggunakan VAKSIN CARRIER dengan empat COLD PACK. Sehari sebelum pelaksanaan Crash program Campak pelarut disimpan pada suhu 2-8 o C, kemudian sewaktu dibawa ke pos pelayanan diletakan dalam vaksin carrier bersama vaksin.
2. Pada saat pelarutan, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan dalam vaksin carrier yang tertutup rapat.
4. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vials baru sebelum vial lama habis.
5. Bila sasaran belum datang ptg tidak boleh mempersiapkan vaksin dalam spuit , vaksin yang sudah dilarutkan harus dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar dan diletakan di lubang busa yang terdapat diatas vaksin carrier atau vaksin carrier ditutup kembali.
6. Jangan meletakakan vaksin carrier ditempat yang terkena cahaya matahari langsung.

C. DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK
Yang perlu dibawa/tersedia pada saat pelayanan imunisasi Crash Program Campak.
1. Vaksin dan pelarut Campak dengan jumlah yang sama dengan IP 16, polio dengan IP 16 dan vit A.
2. ADS 0,5 ml sesuai dengan jumlah target sasaran.
3. ADS 10 ml sesuai dengan jumlah vials vaksin campak
4. Safety box sesuai dengan jumlah ADS 0,5 ml + ADS 10 ml dibagi 100.
5. Kapas dan air hangat sebagai desinfektan.
6. Formulir pencatatan , pelaporan , form laporan KIPI.
7. Emergency KIT


D. MELARUTKAN VAKSIN
1. Pelarutan dilakukan bila ada anak yang datang untuk diimunisasi.
2. Pelarut harus berasal dari produsen yang sama dengan vaksin
3. Satu ADS/spuit 10 ml digunakan untuk melarutkan vaksin hanya boleh untuk satu kali penggunaan.
4. Ambilkan vaksin yang belum kadaluarsa dan VVM Kriteria A dan B.
5. Pastikan 10 ml cairan pelarut vaksin terhisap dalam pelarut kemudian baru melakukan pencampuran dengan vaksin kering campak secara pelan-pelanagar tidak terbentuk gelembung.
6. Vaksin yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan 6 jam untuk campak dan 3 jam untuk BCG.

E. PENYIMPANAN VAKSIN PADA SAAT PELAYANAN DI LAPANGAN
1. Siapkan Vaksin Carier /termos yang dilengkapi dengan termometer COOL PACK (es cair) sebanyak 4 buah dan dilengkapi busa untuk menstabilkan suhu vaksin. Khusus untuk Pelaksanaan CRASH PROGRAM CAMPAK / PIN menggunakan COLD PACK (Es padat)
2. Vaksin yang akan digunakan/dibawa ke lapangan VVMnya menunjukkan A atau B
3. Vaksin dimasukkan ke dalam vaksin carrier/termos yang sudah dilengkapi cool pack/cold pack, tutup dengan busa kemudian ditutup dengan penutup vaksin carrier/termos.
4. Pada saat pelayanan , vaksin yang sedang digunakan diletakan pada busa yang dilubangi, vaksin yang belum dibuka diletakan di bawah busa (seperti gambar.
5. Vaksin yang sudah digunakan pada pelayanan di luar gedung, tidak boleh digunakan kembali.
F. PEMBERIAN PENYUNTIKAN VAKSIN CAMPAK
Imunisasi campak pada CRASH PROGRAM CAMPAK diberikan pada balita (usia 6 – 59 bln) tanpa melihat status imunisasi dan riwayat terkena penyakit campak.
Cara penyuntikan :
1. Lakukan anamnese terhadap balita yang akan diimunisasi
2. Buka tutup torak dan tutup jarum (ADS 0,5 ml)
3. Tusukan jarum tersebut ke vial vaksin. Pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin (jauh di bawah permukaan cairan vaksin) sehingga todak ada udara yang masuk ke dalam semprit.
4. Tarik torak perlahan-lahan agar cairan vaksin masuk ke dalam semprit, sampai torak terkunci secara otomatis, torak tidak dapat ditarik lagi.
5. Cabut jarum dari vials keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan mendorong torak sampai pada skala 0,5 ml.
6. Bersihkan kulit dengan kapas dan air matang, tunggu hinggga kering kemudian suntiukan secara sub kutan di lengan kiri atas pertengahan m. Doltoideus, dengan memegang lengan seperti mencubit dengan menggunakan ibu jari dan jari tengah. Kemudian jarum suntik disuntikan dengan sudut 45 derajat terhadap permukaan kulit dengan kedalama jarum tidak lebih dari ½ inchi (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah).
7. Setelah vaksin masuk, jarum dikeluarkan , kemudian kapas ditekan pada bekas suntikan , jika ada pendarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan
8. Spuit bekas yang sudah digunakan langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa menutup tutup jarum kembali (recapping).

1 komentar: